Perempuan Berkalung sorban

Film ini berseting tahun 1980-an di mana budaya patriarki masih mencengkeram di tengah pesantren salafiah (tradisional) di Jawa Timur, saat itu.

Perempuan Berkalung Sorban diangkat dari Novel karya Abidah Al Khalieqy, film ini menuturkan perjuangan seorang muslimah Annisa (Revalina S Temat), anak seorang kyai kondang, Kyai Hanan (Joshua Pandelaky), yang mempunyai pondok pesantren Salafiah putri Al-Huda.


Annisa ingin menyejajarkan diri dengan laki-laki. Salah satu poinnya adalah keinginannya untuk bisa mengendarai kuda seperti yang dilakukan kedua orang kakak laki-lakinya. Juga keinginannya kuliah di Yogya dibandingkan harus mondok di pesantren. Namun ajaran pesantren yang kolot masih diterapkan oleh Kyai Hanan yang selalu mengecam putrinya jika berbuat seperti apa yang dilakukan kaum Adam.

Annisa tidak seperti perempuan kebanyakan yang selalu menjalani aturan-aturan sistem patriarki. Annisa adalah muslimah yang menentang segala bentuk aturan yang mengekang.

Khudori (Oka Antara), paman dari pihak Ibu, satu-satunya orang yang memahami dan selalu menemani Anissa. Menghiburnya sekaligus menyajikan 'dunia' yang lain bagi Anissa.

Diam-diam Anissa menaruh hati kepada Khudori. Tapi cinta itu tidak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan, sekalipun bukan sedarah. Hal itu membuat Khudori selalu mencoba membunuh cintanya. Sampai akhirnya Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo.

Annisa yang punya pegangan kuat terhadap prinsip harus luluh terhadap permintaan ayahnya yang menginginkannya menikah dengan seorang pemuda bernama Samsudin (Reza Rahadian) seorang anak dari Kyai kondang yang mempunyai pesantren besar, karena Kyai Hanan punya maksud ingin memperbesar pesantren salafiah puteri Al-Huda miliknya.

Bukan untung yang didapat oleh Annisa, malah hidupnya bak di neraka setelah menikahi Samsudin. Samsudin walau dibesarkan di lingkungan pesantren, didikan pesantren tidak membuat moril pemuda ini menjadi Islami. Tafsir yang keblinger dari sudut pandangny, bahwa laki-laki punya kehendak yang harus dituruti oleh kaum hawa.

Dasar inilah yang membuat Samsudin kalap. Selalu memperlakukan Annisa dengan semena-mena termasuk untuk urusan seks. Jika Annisa tidak memenuhi permintaannya, Samsudin kerap melakukan pemaksaan dengan jalan kekerasan.

Tak hanya kekerasan fisik yang dialami Annisa. Kekerasan secara psikis pun dialami. Di suatu hari, tiba-tiba Annisa didatangi seorang perempuan bernama Kalsum (Francine Roosenda) yang sedang hamil tua. Dia mencari Samsudin untuk meminta tanggung jawab terhadap anak yang sedang dikandungnya.

Lagi-lagi Annisa harus bisa menjalani rumah tangganya dengan Samsudin bersama istri muda. Sebab, keluarga masing-masing berpegang pada pada sejarah Nabi Muhammad SAW, laki-laki bisa memiliki istri lebih dari satu.

Merasa cukup penderitaan yang dialami Annisa, dan tidak ada seorangpun yang bisa menolongnya kecuali satu, Khudori. Diam-diam Annisa menemui Khudori di sebuah tempat tersembunyi dan berkeluh kesah apa yang telah dilakukan Samsudin. Merasa putus asa, Annisa ingin cerai dari Samsudin dan meminta Khudori menikahinya.

Rupanya Samsudin mencium pertemuan rahasia istrinya dengan Khudori. Khudori pun menjadi bulan-bulanan dan dituduh telah berzina dengan Annisa. Hukuman rajam pun menantinya.

Film hasil besutan sutradara yang sukses dengan Ayat-ayat Cinta, Hanung Bramantyo, ini sangat menarik untuk ditonton. Walaupun masih ada saja kekurangan, pesan yang ingin disampaikan cukup baik dengan angle detail dan setting di Yogyakarta.

Hanung mengungkapkan, film ini cukup sensitif karena membawa nilai agama. Hanung berpesan, saat menonton film jangan memperdebatkan wacana Islam dengan Islam. Ini cerita masalah kemanusiaan di mana perempuan selalu dinomorduakan.

Walau wacana-wacana perdebatan soal agama sudah biasa di Indonesia, tetap saja ada pihak atau kelompok yang mempermasalahkan film ini. Apakah Hanung siap? "Ya, saya siap jika film ini mengundang kontroversi," tegasnya.

Anda bisa menyaksikan film ini di bioskop mulai 15 Januari 2009.

Pemain:
Revalina S. Temat
Joshua Pandelaky
Widyawati
Oka Antara
Reza Rahadian
Ida Leman
Francine Roosenda

Sutradara :
Hanung Bramantyo

Penulis :
Hanung Bramantyo
Ginatri S. Noor. (ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar