Tampilkan postingan dengan label religy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label religy. Tampilkan semua postingan

Kemampuan Memahami Ayat-ayat Allah


Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nahl, 27:93)

Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur'an. Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang mengetahui isi Al-Qur'an.

Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan orang-orang tua sesekali membacanya. Mereka beranggapan bahwa Al-Qur'an melindungi orang yang membacanya dari "kemalangan dan kesengsaraan". Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-Qur'an seperti halnya jimat penangkal sial.

Namun ayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas. Sebagai contoh, dalam surat Ibrahim ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". Di banyak ayat yang lain Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan paling utama diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk


mengajak manusia berpikir dan merenung.

Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta kepada kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal yang tabu dan yang mengikat pikiran mereka.

Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia suatu saat akan mati dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta menjadi ada dan bagaimana keduanya tersu-menerus ada. Ketika melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan prasangka.

Dengan berpikir menggunakan akal dan nurani yang terbebaskan dari segala ikatan sosial, ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya akan merasakan bahwa seluruh alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh sebuah kekuatan Yang Maha Tinggi. Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu di alam ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan dan kebijaksanaan dalam perancangannya.

Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al-Qur'an Allah memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita renungkan dan amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seseorang yang memiliki keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Ketika orang yang beriman mulai berpikir menurut cara yang diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari bahwa keseluruhan alam semesta adalah sebuah isyarat karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan pencipta kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian yang khas dan unik serta menunjukkan pesan-pesan dari sang pembuatnya.

Dalam Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti "bukti yang telah teruji (kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah.

Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat ayat-ayat Allah…Dengan demikian orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan arti keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang beruntung (dunia dan akhirat).

Buku ini tidak akan pernah mampu memuat keseluruhan ayat-ayat Allah yang tak terhitung jumlahnya, tidak juga buku karya yang lain. Segala sesuatu, nafas manusia, perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmik di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, mentaati hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal ayat-ayat Allah memerlukan kerja keras individu. Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.

Tidak diragukan, sejumlah petunjuk mungkin akan membantu. Pertama-tama, seseorang dapat mempelajari subyek-subyek tertentu yang ditekankan dalam Al-Qur'an dalam rangka memperoleh mentalitas berpikir yang memungkinkannya untuk dapat merasakan seluruh alam semesta sebagai penjelmaan dari segala sesuatu ciptaan Allah.

Buku ini ditulis untuk mengetengahkan beberapa masalah yang kita diperintahkan agar merenungkannya dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Allah di alam semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 10-17:

10) Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
11) Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
12) Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),
13) dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
14) Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
15) Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
16) dan Dia ciptakan) tanda-tanda (penujuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
17) Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Di dalam Al-Qur'an, Allah mengajak orang-orang yang berakal agar memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan", atau "keajaiban alam" belaka.

190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Aali 'Imraan, 3:191)

Sebagaimana kita lihat dalam ayat tersebut, orang-orang yang berakal melihat ayat-ayat Allah dan berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas, dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.

Bagi orang yang berakal, segala sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda-tanda penciptaan oleh Allah…

» Read more....

Mengapa Ummat Islam Bisa Dikalahkan Israel?

Roket HizbullahJumlah ummat Islam ada 1,2 milyar. Sementara Yahudi hanya sekitar 20 juta di mana 7 juta tinggal di Israel. Sisanya 6 juta tinggal di AS, 700 ribu di Perancis dan Rusia, 300 ribu di Inggris, Asia, Amerika latin, dan sebagainya. Bahkan di Indonesia juga ada.

Mengapa ummat Islam yang jumlahnya jauh lebih besar bisa dikalahkan Israel dengan mudah? Mengapa Ummat Islam meski saudara Muslimnya di Palestina dibantai Israel tidak berdaya sama sekali untuk membantu sehingga 1.033 warga Palestina (sebagian besar wanita dan anak-anak) tewas dan 4.850 luka parah? Jumlah korban terus bertambah hingga sekarang (saat ini hari ke 20). Bukankah kata Nabi Muhammad SAW ummat Islam itu seperti satu tubuh? Jika yang lain sakit, maka yang lain akan merasakan sakit juga? Apakah ke-Islaman kita sudah sangat tipis?

Ini tak lepas dari berbagai faktor. Yang utama adalah karena kelemahan ummat Islam sendiri.

Ummat Islam Tidak Bersatu

Pertama ummat Islam tidak bersatu. Tapi bercerai-berai. Padahal dalam surat Ali ‘Imran ayat 103 Allah melarang ummat Islam bercerai-berai. Saat ini ummat Islam di seluruh dunia terkotak-kotak dalam banyak negara yang tidak jarang satu sama lain saling bermusuhan bahkan perang seperti Iraq, Kuwait, Arab Saudi, Iran, dan sebagainya.

Padahal ketika ummat Islam bersatu, ummat Islam mampu mengalahkan musuhnya dengan mudah. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ummat Islam mampu menghalau kaum Yahudi serta menundukkan kerajaan Romawi dan Persia. Pada zaman Sultan Salahuddin Al ‘Ayubi, ummat Islam mampu mengalahkan negara-negara Eropa yang bersatu dalam perang merebut Yerusalem.

Sebaliknya, kaum Yahudi yang mengembara di berbagai negara seperti Eropa, Amerika, Asia, dan Australia lewat Sistem Ekonomi Neoliberalisme/Kapitalisme melalui Pasar Modal, Pasar Uang, dan Pasar Komoditas akhirnya menguasai perekonomian banyak negara di seluruh dunia. Bahkan 90% sumber daya alam Indonesia seperti minyak, gas, emas, dan sebagainya dikuasai perusahaan-perusahaan kafir yang sebagian besar berasal dari AS. Organisasi PENA memperkirakan perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh Rp 2.000 trilyun/tahun dari kekayaan alam Indonesia.

Tak ada seorang pun yang bisa jadi presiden AS tanpa dukungan dana kampanye dari kelompok Jutawan Yahudi AS dan juga media massa yang dikuasai Yahudi.

Dengan pimpinan AS yang pemerintahannya dikuasai kelompok Yahudi inilah kaum Yahudi mengerahkan segala dana, SDM, dan militer dari seluruh dunia untuk mendukung Israel. Sebagai contoh, negara-negara Islam seperti Mesir, Turki, dan Yordania selain berasaskan sekuler ciptaan Yahudi juga membina hubungan diplomatik dengan Israel. Presiden Mesir, Hosni Mobarak, bahkan menutup perbatasan Gaza-Mesir sehingga rakyat Palestina tidak bisa melarikan diri ke sana. Makanan dan obat-obatan pun tidak bisa masuk hingga sebagian rakyat Gaza ada yang sampai memakan rumput karena lapar. Presiden Mesir, Hosni Mobarak yang merupakan boneka Yahudi sanggup membuat bangsa Mesir jadi tidak punya rasa persaudaraan Islam atau pun Arab dengan Palestina yang Arab Muslim.

Oleh karena itu ummat Islam harus bersatu. Segala macam masalah furu’iyah seperti ”Qunut” yang membuat ummat Islam saling timpuk dan hujat satu sama lain harus dihilangkan. Sebab jangankan berdebat tentang hadits, berdebat tentang ayat Al Qur’an yang mutasyabihat (tidak jelas) pun Allah melarangnya (Ali ’Imran:7). Ummat Islam harus bersatu dan tidak boleh terpengaruh oleh kalangan khawarij atau pun ashobiyah yang begitu gampang mengkafirkan Muslim lainnya dan memecah-belah persatuan Islam.

Ummat Islam Dikuasai Kelompok Kafir

Ummat Islam juga tidak pantas tunduk kepada PBB yang dikuasai kelompok kafir yang tidak peduli sama sekali pada nasib ummat Islam di Iraq, Afghanistan, dan Palestina. Anggota Tetap DK (Dewan Keamanan) PBB adalah AS, Inggris, Perancis, Rusia, dan Cina. Semuanya kafir di mana AS, Inggris, dan Perancis dikuasai betul oleh kaum Yahudi. Oleh karena itu bodoh sekali jika ummat Islam mempercayakan nasibnya pada orang-orang kafir yang justru memerangi Islam. Allah melarang ummat Islam mengangkat orang-orang kafir jadi pemimpin atau pelindung (Al Maa’idah:57).

Sebaliknya Organisasi Konferensi Islam (OKI) harus diperkuat. Harus ada DK (Dewan Keamanan) OKI yang mampu mengirim pasukan untuk membela ummat Islam yang tertindas. Para raja mau pun presiden-presiden negara Islam harus memilih satu pemimpin untuk jadi pemimpin OKI yang akan melindungi mereka semua. Nanti pemimpin OKI inilah yang mengatur dan melindungi negara-negara Islam sehingga perpecahan antara negara Islam bisa dihilangkan.

Boikot Dollar dan Produk AS dan Israel

Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohammad, menghimbau agar negara-negara Islam memboikot dollar dan produk AS. Indonesia untuk mempertahankan devisa sekitar US$ 54 milyar harus menjual seluruh kekayaan alamnya, menjual BUMN-BUMN yang bernilai ribuan trilyun rupiah, mengundang investor asing (baca: Investor Kafir), dan juga berhutang kepada IMF, World Bank, ADB, dan sebagainya.

Sebaliknya, AS dengan mudah dapat membuat dollar. AS tinggal menekan tombol ”Print” untuk mencetak dollar sebanyak yang mereka mau. Padahal dollar AS itu sebenarnya berasal dari kertas yang nyaris tidak ada harganya. Negara-negara Eropa cukup cerdas untuk bisa dipermainkan dollar AS. Oleh karena itu mereka (kecuali Inggris yang Pondsterlingnya nyaris sekuat dollar) membentuk mata uang Euro sehingga perdagangan antar negara Eropa tidak perlu memakai dollar.

Jika tidak pakai dollar, Indonesia impor barang pakai apa? Indonesia bisa membayarnya dengan mata uang negara Importir seperti Yen Jepang atau Yuan China. Sebaliknya China dan Jepang jika beli barang Indonesia harus membayar dengan rupiah. Atau Indonesia bisa mematok rupiah dengan Dinar Emas atau Dirham Perak. Misalnya Rp 100 ribu saja dengan 0,1 Dinar (1 dinar = 4,25 gram emas 22 karat).

Bank-bank Syari’ah atau Bank-bank Islam harus mensosialisasikan Dinar emas dan Dirham perak dengan membuka counter jual-beli dinar/dirham sehingga tidak perlu dollar AS lagi. Jika transaksi valas nilainya sekitar Rp 7.000 trilyun/tahun dan memberi keuntungan sekitar Rp 500 trilyun/tahun bagi money changer atau pun bank yang menyediakan transaksi valas, maka jual-beli dinar-rupiah bisa memberikan keuntungan serupa.

Produk-produk AS yang mendukung Yahudi seperti KFC, McDonald, Sara Lee, Coca Cola, dan sebagainya harus diboikot. Bagi orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut, janganlah takut miskin. Allah mengatakan hal itu dalam Surat At Taubah ayat 28 ketika orang-orang kafir dan perusahaan-perusahaan kafir dilarang memasuki kota suci Mekkah karena banyak orang Islam yang bekerja di perusahaan tersebut. Tapi ternyata begitu perusahaan orang-orang kafir menghilang, perusahaan-perusahaan orang Islam bisa menggantikannya. Ummat Islam justru lebih makmur karena mereka bukan cuma jadi pekerja atau kuli dengan upah UMR saja, tapi juga jadi pemilik perusahaan dengan penghasilan tak terbatas.

Jangan hanya produk-produk AS yang diboikot. Para pejabat, wakil rakyat, ulama, ekonom mau pun jurnalis Muslim harus berusaha agar perusahaan-perusahaan kafir yang menguasai kekayaan alam Indonesia dan menyumbang total Rp 2.000 trilyun/tahun (menurut organisasi PENA) ke negara-negara kafir tersebut bisa dinasionalisasi sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh rakyat Indonesia dan ummat Islam. Ummat Islam harus bisa mengikuti Venezuela yang telah menasionalisasi perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di negaranya. Tentu saja hal ini akan dapat tentangan dari ekonom ”Mafia Berkeley” yang jadi kaki tangan Yahudi AS. Tapi ummat Islam harus bisa mengalahkan mereka.

Indonesia ”menyumbang” sekitar Rp 2.000 trilyun/tahun. Begitu pula negara-negara Islam lainnya yang kekayaan alamnya dikuras oleh AS. Uang itu akhirnya dipakai untuk membuat berbagai senjata canggih yang dipakai untuk menyerang dan menjajah Islam seperti di Iraq, Afghanistan, dan juga Palestina. AS setiap tahun menyumbang Israel sebesar US$ 3,2 milyar. Sebagian besar berasal dari negara-negara Islam seperti Indonesia. Ummat Islam yang seharusnya makmur pun jadi miskin seperti Indonesia. Indonesia tanahnya kaya, tapi rakyatnya miskin karena pemimpinnya kurang cerdas sehingga kekayaan alamnya justru dikeruk oleh pihak asing/kafir.

Ummat Islam juga harus berhenti merokok karena selain berbahaya juga boleh dikata semua perusahaan rokok besar itu dikuasai orang kafir. Bahkan ada pabrik rokok Indonesia yang dikuasai perusahaan AS. Jika seorang menghabiskan Rp 300 ribu per bulan untuk rokok, maka dalam setahun dia menyumbang Rp 3,6 juta kepada orang kafir. Jika ada 100 juta Muslim yang merokok, maka ada Rp 360 trilyun uang yang disumbang ummat Islam kepada orang-orang kafir setiap tahun. Padahal mayoritas ummat Islam miskin dan butuh pertolongan!

Kuasai Persenjataan Canggih

Para Mujahidin Indonesia yang akan berangkat ke Palestina juga harus cerdas. Memang bela diri dengan tangan kosong mau pun dengan pedang itu penting. Tapi itu saja tidak cukup! Untuk melawan jet-jet dan helikopter tempur Israel tidak bisa dengan bela diri atau pedang saja. Tapi harus memakai senapan sniper atau pun roket yang bisa mencapai pesawat tempur Israel dan menghancurkannya. Ummat Islam harus menggunakan senjata yang bisa menggentarkan musuh sebagaimana dinyatakan surat Al Anfaal ayat 60.

Pembuatan roket-roket yang bisa menghancurkan tank-tank dan pesawat Israel macam yang dipakai gerilyawan Hizbullah di Lebanon harus dikuasai sehingga tentara Israel bisa dipukul mundur seperti di Lebanon pada tahun 2006.

Embargo Minyak terhadap AS dan Israel

Satu lagi yang harus kita ingat. Kenapa Tank-tank Israel bisa berjalan, pesawat-pesawat tempur Israel bisa terbang, dan roket-roket Israel bisa meluncur? Itu karena minyak dari Arab Saudi. Tanpa minyak, tank, pesawat tempur, dan roket Israel takkan bisa berjalan. Israel tidak punya minyak. AS justru kekurangan minyak. Ada pun Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar di dunia. Tanpa minyak Arab Saudi, Israel tak akan mampu membantai ummat Islam di Palestina dan Lebanon. Oleh karena itu Iran mengusulkan embargo minyak terhadap Israel dan AS untuk mengatasi serangan Israel di Gaza.

Tahun 1970-an negara-negara Arab bisa membuat AS dan Israel mundur dengan embargo minyak. Namun saat ini pemerintah Arab Saudi mengundang tentara AS untuk menghadapi pemerintah Iraq yang dulu dipimpin Saddam Hussein. Dengan matinya Saddam, harusnya raja Arab berani meminta tentara AS mundur dari tanah Arab.

Semoga dengan persatuan dan kemandirian, ummat Islam bisa kembali berjaya. Mohon sampaikan informasi ini kepada muslim lainnya.


» Read more....

Apa itu akhlak ?

Kali ini saya akan menjelaskan apa itu akhlak, akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).

Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya. Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".

Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT , akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”

Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana alam di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang demikian) karena Allah hendak merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".

♣..mungkin itu saja dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua..♣

» Read more....